Labels

Tuesday 4 August 2015

Bukit Emas Reruntuhan

Memory loss (Part I)


    Kumisku sudah lebat jenggotku telah memanjang, bahkan lemak diperutku mulai menggumpal, hanya karena menaiki bukit ini aku sudah kelelahan seperti anjing tak bertuan. Sial aku rasa aku telah menyiakan hidupku hanya karena kegagalan kecil. Ya aku gagal dalam ujian.
     Ah sudahlah, nyatanya aku berada disekolah ini Aku tak berharap kehidupan yang manis.
     Tak ada yang menarik perhatian, seperti biasa aku tak punya niat untuk belajar, Modus, median, phytagoras, x2 + y2 ah sudahlah itu terlalu membosankan, namun akan tetap kuikuti sebagai baktiku pada orang tua, walaupun sebenarnya aku bukan seorang anak yang baik setidaknya itulah yang aku pikirkan.
      Hari demi hari terlewati, keributan yang terjadi dengan penuh kegirangan para siswa setiap hari terjadi, ayolah aku harus tidur pagi ini aku terlalu lelah menatapi komputer tuaku semalaman, sepanjang hari hatiku terus bergumam seperti itu. Tetap saja raut wajah orang-orang tampak bahagia namun kukira aku takkan bisa menikmatinya bukan karena aku terlalu malu untuk menatap wajah mereka tapi dengan ekspresi seperti itu mereka terlihat menjijikan mencoba membohongi orang lain dengan senyuman yang harusnya senyuman menjadi simbol ketulusan. Hati dan pikiran mereka telah rusak dengan ambisi tak berguna mereka mengharapkan yang terbaik tapi tak pernah melakukan yang terbaik itu memuakan.
Memperhatikan itu semua tanpa kusadari aku menikmatinya. Ya seperti inilah dunia, dalam sekala besar atau kecil sebagian besar adalah hal menyakitkan, durasi untuk kebahagian hanya sekejap yang punya daya atau tidak, akan dapat sebuah perannya masing-masing yang pada akhirnya peran itu menjadikan untuk saling merugikan, menjatuhkan, mengkhianati. Dunia tidak kejam, hanya makhluknya yang lemah yang mengatakan dunia itu kejam.

- Memory lost (Part I)

No comments:

Post a Comment